Tulisan ini adalah bagian dari tulisan untuk kompetisi blog Kompetiblog Studi di Belanda 2010 yang diadakan oleh Nuffic Neso Indonesia dengan tema “Dutch innovation, in my opinion”.
Amsterdam yang merupakan ibukota dari Belanda merupakan kota terbesar di Belanda. Kota ini dihuni oleh sekitar 750.000 orang ini (bandingkan dengan Jakarta yang diperkirakan pada tahun 2000 berjumlah 9.72 juta jiwa).
Dengan penduduk yang kurang dari 10% penduduk Jakarta, Amsterdam berhasil menduduki peringkat 5 European Green City Index yang dikeluarkan oleh Economist Intelligence Unit yang melakukan indeksisasi tentang kota hijau di 30 kota di 30 negara di Eropa.
Pemerintah kota Amsterdam berhasil mengembangkan beberapa inovasi yang mendongkrak posisi kota ini menjadi 5 besar kota hijau di Eropa. Pada tulisan bagian 1 ini, saya akan mencoba mengembangkan tulisan ini tentang upaya pemerintah kota mengatasi masalah emisi CO2.
I amsterdam (C) http://igougo.com |
Emisi Karbondioksida (CO2)
Dampak dari perubahan iklim telah dirasakan oleh masyarakat global dunia, karena sifat dari perubahan iklim ini tidak hanya terkotak-kotak di suatu tempat. Dampak ini juga dirasakan oleh penduduk Amsterdam dan ini dibuktikan dengan dimana Amsterdam menduduki peringkat 12 dari total 30 kota di Eropa.
Pemerintah Amsterdam dewasa ini telah membuat target pengurangan emisi dengan mengurangi sebesar 40% emisinya pada tahun 2025 (berdasarkan tahun 1990), atau juga target ini berarti di angka 34% di tahun 2020 dan lebih tinggi dari target Uni Eropa dimana UE memasang angka 20% pengurangan emisi di tahun 2020.
Emisi per orang di Amsterdam adalah sebesar 6.66 ton per tahunnya dimana gambaran 1 ton emisi CO2 bisa dilihat di gambar berikut.
This is the size of One Tonne CO2 (c) Yangki Imade Suara |
Transportasi
Belanda yang terkenal sebagai negara di bawah laut tentunya mempunyai tata kelola air dan sistem drainase yang baik. Kanal yang berada di hampir segala titik kota dijadikan sebagai salah satu sarana untuk transportasi di Amsterdam. Kesan sungai yang sangat kotor yang kita jumpai hampir di semua pelosok kota-kota besar di Indonesia seakan terbantahkan ketika kita mencoba menggunakan transportasi air di Amsterdam. Jika di Jakarta Kali Ciliwung digunakan sebagai salah satu tempat ujicoba moda transportasi air tidak berhasil karena banyaknya sampah plastik yang mengganggu kerja dari baling-baling sehingga sering macet belum lagi masalah kualitas air yang bau dan sangat hitam.
Canal Boat (c) http://www.johnnyjet.com |
* Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan FE UNPAD dan sedang mendalami Ekonomi Lingkungan.
Sumber Data:
http://indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=4075&Itemid=1510
3 Response to Kota Hijau yang Bernama Amsterdam, Bagian 1
wow...bagus sekali tulisannya ...
good luck ya ^^
waw, kota yang amazing banget,,
jadi pengen ke sono
visit me, and comment
http://centerol.blogspot.com/2010/04/belajar-di-belanda.html
Apakah hal positif di Amsterdam bisa diterapkan di Jakarta atau Bandung misalnya?
Post a Comment